A short story of mine.
Aku dipercayakan untuk menjadi kadiv (ketua divisi) danus intermedia. Aku
menerimanya dengan senang hati. Pada minggu-minggu awal, dengan semangat aku
berbelanja kebutuhan danus, berjualan di kampus. Setiap pagi, aku membawa
barang-barang danusan untuk dijual sepanjang hari itu.
Minggu pertama berjalan cukup lancar. Minggu kedua pun
penjualan kami meningkat. Sampai
suatu hari, aku mengalami titik jenuh. Jenuh, karena yang berdanus secara rutin
itu cuma aku dan temenku anak sappk. Anggota lainnya, setiap dijarkom untuk
sekedar nanya "hey, mau danus ga? bisa ambil barang kapan?" ga pernah
dibales. Aku mulai kesel. Bukan karena ga rela berdanus untuk intermedia. Tapi
aku merasa, kenapa aku sama Rachel harus repot-repot danus dan mereka santai-santai,
sedangkan nanti mereka juga ikut menikmati hasilnya? Btw, I haven't told you
ya. Danus ini diadakan buat Intermedia Camp.
Akhirnya, di tengah keputusasaan itu, aku curhat di twitter
Terus, curhatanku di-post Rachel di group fb. Dan,, yang
komen pun cuma 3-4 orang. Si Rachel emosi dan marah-marah ke Agnes. Sampai
Agnes akhirnya kemaren cerita ke kami berdua. Agnes share tentang satu ayat yang bener-bener menegurku. And I wanna share
it too right now :)
Kolose 3 : 23 - "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia"
Melalui ayat ini aku diingatkan
bahwa setiap hal, kecil atau besar, harus tetap dilakukan buat Tuhan. Ingatkah
kalian tentang perumpaan talenta (Matius 5)?
Pada perumpamaan itu, setiap orang
diberikan oleh Tuhan talenta yang berbeda-beda. Mungkin, orang yang mendapat 5
talenta protes mengapa dia diberikan begitu banyak. Tetapi Tuhan tahu
kemampuannya. Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu lebih dari kemampuan kita. Back
to topic. Walaupun orang yang mendapat 5 talenta itu mengeluh, namun ia tetap
melakukan bagiannya dan menghasilkan buah 5 talenta.
Setiap orang punya masalah yang berbeda-beda. Tetapi, yakinlah bahwa jumlah
takaran masalah itu sama. Begini deh. Misalnya, setiap orang diberikan 3 macam
masalah, A B C. Misalnya orang pertama berat di masalah A, orang kedua berat di
masalah B. Tetapi, jumlah dari A+B+C adalah sama.
Maka, ketika kita dipercayakan Tuhan untuk melakukan sesuatu, lakukanlah
itu seperti untuk Tuhan, Yakinlah, kalau segala hal yang kamu lakukan dengan
setia akan menghasilkan buah yang baik. dan, kita juga tidak berhak mengadili
apakah seseorang itu salah atau benar. Mungkin mereka punya alasan sendiri
mengapa mereka tidak mau mendanus, Mungkin mereka punya masalah lain yang lebih
complicated daripada diriku.
Cerita Agnes ini benar-menar mengingatkanku kembali kepada motivasiku
berdanus untuk Intermedia. Apakah untuk dilihat orang lain aku pintar berdanus
atau untuk kemuliaan Tuhan. Yah, ketika aku tahu aku salah, aku mau kembali ke
jalan yang benar. Aku mau setia dan aku mau belajar melakukan semuanya untuk
Tuhan saja. Manusia seringkali mengecewakan, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah
mengecewakan. God bless you all! :)